Untuk masa lalu.
"Hahahahaha, kisah ku. Apa kabar mu dulu. Aku merindukan waktu-waktu berharga kita dulu. Jauh sebelum aku mengenal masa kini. Jauh sebelum aku mengenal kata Cinta. Aku menyesal pernah sia-siakan kesempatan waktu itu. Aku telah salah memilih cara bersosial. Tapi aku pun merasa bangga karena masa itu pernah aku lewati, setidaknya aku bisa pelajari hikmah apa dari masa itu".
Untuk para teman yang pernah hadirkan sedikit kisah kasih.
"Apakah di benak kalian tak sedikitpun mengingat akan kebersamaan kita dulu. Aku paham akan kehidupan kalian yang sekarang. Tapi apakah sudah hilang kisah cinta yang kalian ceritakan dulu. Apakah sudah pudar tawa kita bersama dulu. Tak adakah bekas atau pun sisa-sisa dari kenangan itu dalam ruang hati kalian meskipun hanya secuil. Kadang aku bertanya, apakah memang tak ada hubungan yang abadi. Secangkir kopi yang kalian berikan kepada ku dulu, sampai saat ini masih aku sediakan dikala senja menyapa untuk pergi. Memory itu masih membekas disini bersama diriku".
Untuk masa kini.
"Maaf, sampai detik ini aku masih belum bisa berikan yang terbaik untuk mu. Aku masih terjebak dengan berbagai kisah yang telah salah aku pilih di masa lalu. Aku terjebak dengan celotehan para "teman-teman" yang datang dan pergi begitu saja tanpa kembali menoleh untuk sekedar ucapan terimakasih. Aku masih terpaku dengan sosok yang selalu aku perjuangkan.
Aku mungkin akan mengakhirinya, namun butuh waktu untuk diri ini membiasakan diri tanpa kisah nya. Aku ingin kembali sebagaimana dulu, jauh sebelum aku mengenal_Nya. Aku masih mencari sisa-sisa dari jati diri ku yang sempat aku singkirkan demi dirinya. Sekali lagi aku minta maaf".
Untuk yang pernah aku banggakan dan aku sebutkan namanya dalam dunia malam bersama Rabb_Ku.
"Jika memang kebanggaan dan penyebutan ku terhadap dirimu serta namamu selama ini ternyata sia-sia. Aku ikhlas, ikhlas seikhlas-ikhlasnya karena aku hanya mampu malawan takdir bumi tapi tidak dengan takdir langit.
Pernah bersama dengan dirimu adalah satu keindahan yang tak pernah aku sangka. Mencintai dan menyayangimu merupakan kesalahan yang ingin selalu ku perbuat. Melihat mu bercerita di depan mataku merupakan pandangan langka bagiku. Menyaksikan langsung senyuman saat bersama mu adalah suatu kondisi yang tak pernah membuat aku bosan. Begitu pun dalam keadaan melihat canda dan tawa mu adalah fenomena yang takkan lagi bisa aku saksikan.
Dalam dirimu aku belajar banyak hal. Bersamamu aku belajar tentang bagaimana kehidupan yang sesungguhnya. Jika memang aku dan dirimu di takdirkan seperti halnya yang kita inginkan dulu, aku tak pernah bosan untuk kembali.
Maaf jika aku selama ini telah salah mencintaimu. Maaf jika aku selama dalam menjalani kehidupan bersama mu terlalu berlebihan menilai dirimu.
Tak ada maksud yang lain, melainkan ingin menjaga kisah yang sudah lama kita bina hingga akhirnya kisah itupun dibinasakan oleh kita sendiri. Hanya satu yang aku sesali, kenapa dulu kau ijinkan aku untuk mencintai jiwa dan ragamu jikalau akhirnya akan berantakan seperti ini. Selain daripada itu aku tak pernah menyesali semuanya, yah semuanya indah seperti yang dulu aku bayangkan.
Komentar