Hampir satu tahun kita tak pernah lagi saling menyapa, berawal dari keegoisan masing-masing akhirnya menimbulkan kesan yang tak diinginkan. Mungkin kau yang menginginkan hal ini terjadi. Tapi dalam hati ku sampai detik aku menulis ini rasa inginku akan dirimu tak pernah hilang sama sekali.
Sesekali aku mengunjungi dunia mu lewat tengah malam yang sepi. Melihat senyum dan canda tawa mu yang dulu setiap hari aku saksikan tanpa harus menetapkan waktu untuk aku bisa menyaksikan nya. Kini, momen itu tak bisa aku lakukan lagi. Karena ada halangan berat yang membuat kita untuk tidak bisa lagi bersama. Kau tahu, aku melangkah sampai detik ini selalu dengan rasa penyesalan yang tak pernah bisa aku maafkan.
Dalam mencintaimu, aku merasakan keindahan yang tersembunyi yang tak pernah aku dapatkan sampai sejauh ini. Berkelana aku untuk mencoba mencintai orang lain hanya untuk sejenak bisa melupakanmu. Tapi tetap saja tidak bisa. Selalu saja ada hal yang membuat aku mengingat dirimu dalam diri mereka.
Terkadang tengah malam aku sesekali menyaksikan kebahagiaan tawa dan candamu meskipun terkadang aku harus bersusah hati menuju pertemuan itu. Kau tahu aku harus kemana, aku harus menuju alam "mimpi" untuk bisa berjumpa dengan mu. Bagiku hal itu merupakan suatu anugerah karena masih bisa melihat wajah itu dalam hidupku.
Jika saja dirimu masih disini. Aku ingin bersandar di bahu mu. Aku lelah dengan segala macam hal yang membuat aku merindukanmu. Tak ada ruang yang bisa menampung keluh kesah ku terhadap rasa rindu ini padamu. Tak ada tempat untuk aku menceritakan bagaimana keadaan hati ini saat merindukanmu.
Jika saja dirimu disini, aku tak akan pernah meneteskan air mata dikala aku mengingat momen bersama dirimu. Terlalu banyak kisah klasik bersamamu yang tak pernah hilang bersamaan dengan kepergian mu. Terlalu cepat rasanya Tuhan mengambil alih dirimu dari rasa cintaku untukmu.
Kini kau telah disana. Entah seperti apa, aku hanya bisa melihatnya lewat mimpi di tengah malam. Tak cukup nyaman diri ini semenjak kepergian mu. Kau hilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Mengapa selalu ada momen kebersamaan kita disaat aku mulai belajar mencintai seseorang. Canda tawamu selalu aku lihat dalam diri orang lain yang aku dekati. Senyuman mu selalu aku saksikan di balik sosok dirinya.
Aku berusaha sekeras mungkin untuk bisa mengikhlaskan kepergian mu dari dunia ku. Namun terkadang kau sesekali datang ke dunia mimpi ku untuk sekedar bergurau dengan diriku. Kita telah berbeda, kau dengan duniamu dan aku dengan duniaku.
Aku menikmati rasa mencintai ini meskipun dalam bingkai dunia yang berbeda. Aku seolah-olah tak ingin beranjak dari mimpi ku saat melihat gurauan mu. Serasa nyata, terasa kita benar-benar saling menyapa satu sama lain. Aku mendengar suaramu saat tengah malam ku. Aku melihat senyuman mu saat dunia mimpi itu mulai aku pijaki. Aku menyaksikan kebahagiaan canda tawamu seperti saat dulu aku mencintaimu dalam diam.
Untuk dirimu yang telah hilang tanpa jejak dalam duniaku. Aku merindukan dirimu. Dunia mimpi sepertinya tak bisa sepenuhnya mengobati rasa rindu ini. Aku lelah dan aku ingin bersandar di bahu mu. Bahu yang memberikan aku kekuatan dikala aku terpuruk. Aku merindukan dunia kita, dunia yang mengajarkan aku apa hakikat hidup yang sesungguhnya.
Jika memang kita ditakdirkan untuk bersama. Kita akan dipersatukan dalam dunia yang sesungguhnya setelah kita sama-sama telah tiada.
Kore, 28 September 2020
Komentar