- Aku pernah mencintaimu dengan begitu hebatnya. Menghabiskan perasaan ku hanya untukmu. Aku juga pernah berkelahi keras dengan pikiran ku sendiri. Dipaksa untuk memilih antara cinta atau sakit hati yang aku alami saat kau hilang dengan caramu yang epik.
- Cinta yang ku titipkan dalam dirimu terlalu berlebihan. Sebab aku dijadikan budak oleh mu tanpa bisa ku lawan lagi.
- Wahai kasih, aku terpaksa untuk bersandiwara saat ini. Berawal dari kehilangan mu saat itu. Di hadapan dunia aku tersenyum dan tertawa tapi disaat aku di hadapan pemilik dunia aku tak tahu senyum itu seperti apa. Aku seperti dicaci-maki oleh Tuhan, aku seperti kehilangan separuh hidupku.
- Wahai hati yang pernah merajai kalbuku, kau tahu bahwa aku telah melewati luka yang begitu perih. Berjuta-juta tetesan airmata yang telah jatuh saat aku kehilanganmu. Aku terpaksa untuk memilih antara senyum dan tangis dalam keseharian ku. Mungkin kau pikir itu adalah sesuatu yang berlebihan tapi hatiku bukan lah medan perang yang mampu aku kendalikan.
- Wahai wanita yang selalu aku sebut namanya, waktu memang bisa mengobati segala luka, waktu bisa mengubur segala kenangan tapi tidak dengan akal dan hati. Karena aku masih mempunyai kenangan bersama mu yang telah tersimpan rapi di dalam akal dan hati ini.
- Nama mu selalu terngiang dalam perjalanan hidupku. Nama yang membuat aku berani untuk melawan dunia. Nama yang selalu membuat aku menjadi gila. Nama yang dulu selalu aku banggakan dalam do'aku. Nama yang membuatku merasa hidup ini tak berarti tanpa kehadiran mu.
- Aku tahu batinmu telah mati untuk diriku. Namun harus kah jalan terbaiknya seperti ini. Kau pergi tanpa pamit, tanpa jejak sedikitpun untuk diriku bisa mempertanyakan "kenapa bisa" dan hal apa yang jadi "penyebabnya". Bukankah malam itu kita tertawa bersama sebagaimana biasanya. Bukankah malam itu kita bercerita tentang angan kita untuk hidup bersama.
- Tahukah dirimu, rasanya diriku tak mampu untuk menceritakan lagi kisah kita setelah semua yang telah terjadi. Aku tak lagi "gila" seperti dulu untuk meminta dirimu tetap berada disini. Aku hanya mencoba belajar ikhlas meskipun terkadang hati dan pikiranku selalu berkelahi dengan kerasnya.
- Wahai Mutiara ku, jikalau keputusan mu itu adalah tawa dan canda terbaik bagimu, aku akan ikhlaskan. Namun jika keputusan itu adalah sesuatu keterpaksaan dari orang yang melahirkan mu, demi Tuhan aku tak akan pernah ikhlaskan kepergian mu.
- Wahai nama yang selalu aku puja, jika keputusan mu adalah demi dirimu mendapatkan pendamping hidup yang lebih bisa mencintai dirimu melebihi diriku aku akan lebih bahagia. Namun jika akhirnya kau akan mendapatkan "Dia" yang akan membuat air mata mu menetes setiap saat. Sampai mati pun aku tak akan pernah bisa rela untuk melepaskan mu.
- Aku ikhlas untuk kepergian mu mencari kebahagiaan. Namun jika kau terluka, kembalilah padaku yang dulu pernah kau sebut "rumah impian" yang kau cari selama ini.
1. "Analisis Sanad dan Matan Hadis-hadis tentang Etika Bisnis dalam Kitab Sunan Abu Dawud" 2. "Kajian Terhadap Pembatasan Syarat Sanad dalam Kitab-kitab Hadis Ibnu Majah" 3. "Studi tentang Perbandingan Metode Takhrij Hadis antara Imam Muslim dan Imam At-Tirmidzi dalam Kitab-kitab Mereka" 4. "Analisis Kritis terhadap Manhaj Ilmu Hadis dalam Kitab Al-Mustadrak karya Al-Hakim" 5. "Penggunaan Istilah 'Mawquf' dalam Hadis-hadis tentang Fiqih Zakat Menurut Imam Ahmad bin Hanbal" 6. "Kritik terhadap Metode Takhrij Hadis Imam Al-Bukhari dalam Kitab Shahih-nya" 7. "Analisis Penerimaan Hadis-hadis dalam Kitab Al-Muwatta Imam Malik di Kalangan Ulama Madzhab Maliki" 8. "Studi tentang Manhaj Penyusunan Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dalam Kumpulan Hadis-hadisnya" 9. "Pembahasan Mengenai Ilmu Musthalahul Hadis dalam Kitab-kitab Karya Al-Khatib Al-Baghdadi" 10. "Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Eti...
Komentar