Masih teringat dengan jelas saat dimana dirimu tertawa sebagaimana biasanya, saat malam terakhir dirimu bersama dengan ku. Tak ada satu hal apapun dalam sikap mu malam itu yang membuat aku curiga bahwa dirimu akan pergi menghilang. Jika ada kesalahan yang memang tak bisa kau maafkan mengapa harus dengan cara menyiksa batin ku. Bukankah segala kesalahan sebesar apapun masih bisa diperbaiki. Tapi mengapa harus dengan cara menghilang tanpa jejak?
15 Mei 2023, aku mulai kehilangan dirimu. Tapi mengapa pada tanggal 13 Mei, dua hari sebelum kau menghilang dirimu meminta aku dan keluarga ku untuk sesegera mungkin datang ke rumah mu untuk melamar dirimu. Aku pun mengiyakan permintaan mu itu. Lantas mengapa dirimu menghilang dengan sengaja saat itu?
Kau merasa sikap dan perlakuan ku terlalu kejam pada dirimu tapi dirimu sendiri tak merasakan bagaimana tersiksa nya batin dan pikiranku mencari keberadaan dirimu saat kau memilih menghilang. Ada banyak kebohongan yang ku dapatkan dari kedua orangtua mu maupun dari keluarga terdekat mu. Aku tidak peduli akan kebohongan mereka tentang pertanyaan ku dimana keberadaan mu dan mengapa kau memilih pergi tanpa memberitahu diriku. Tapi yang aku khawatirkan hanyalah keadaanmu, bagaimana kondisi mu di tengah sakit yang setiap saat bisa kau rasakan tanpa orang terdekat berada di samping mu.
1 minggu setelah kepergianmu aku memutuskan untuk mengunjungi rumah mu, berharap ada kabar tentang keberadaanmu yang aku dapatkan dari kedua orangtua mu. Tapi ternyata, yang aku harapkan hanyalah jawaban singkat dari orangtua mu, mereka tidak tahu dan tak mau tahu bagaimana dan dimana dirimu berada, karenakau menghilang tanpa berpamitan kepada mereka, katanya. Apakah kau mau tahu bagaimana perasaanku saat mendengar jawaban seperti itu keluar dari mulut orangtua mu. aku langsung berpikir, sekejam apa orangtua mu sampai mereka masa bodoh akan kehilanganmu yang tanpa meninggalkan jejak sama sekali saat itu. Rasa sedih bercampur aduk dalam diriku saat itu. Kadang aku ingin marah, rasa kesal yang begitu besar karena mendengar jawaban yang begitu masa bodoh dari orangtua mu. Ada muncul rasa dendam yang sangat luar biasa dalam diriku saat hari itu terhadap orangtua mu. Mengapa dengan mudahnya mereka tidak peduli terhadap menghilang nya dirimu yang tanpa sebab dan alasan saat itu.
Mulai saat itu, aku langsung memutuskan untuk mencari tahu keberadaan dirimu. Semua teman mu yang aku kenal satu persatu mulai aku hubungi lewat akun media sosialnya. Dari sekian banyak teman mu yang aku hubungi tak satu pun yang tahu keberadaan mu. Aku pun pergi mencari dirimu di kota tempat kau pernah kuliah dulu. Mencari dirimu hanya bermodalkan kenekatan karena aku mencari dirimu tanpa jejak. Hampir satu minggu aku seperti orang gila dalam mencari keberadaanmu, akhirnya aku memutuskan kembali. Kembali dengan segala macam perasaan yang berkecamuk dalam hati dan pikiranku.
Segala macam cara aku lakukan demi mencari tahu keberadaan dirimu. Bahkan mendatangi "orang pintar" pun aku lakukan. Berminggu-minggu aku lewati keseharian ku tanpa kabar dari mu rasanya ada yang kurang. Berkali-kali pun aku meminta petunjuk dalam sujud. Tangisan demi tangisan aku luapkan dalam do'a. Segala keluhan dari rasa yang bercampur dalam hatiku hanya bisa aku ceritakan dalam pertemuan ku dengan Tuhan. Aku hampir gila, hampir setengah diriku menjadi bukan diriku. Karena sudah tidak tahu lagi harus dengan cara apa aku mencari dimana keberadaan dirimu.
Waktu terus berlalu, aku berusaha tegar dan tak mengingat dirimu. Berada di dalam bayang-bayang dirimu membuat aku tersiksa. Dalam mimpi pun aku masih mencari tahu keberadaan dirimu. Terbangun dari tidur pun aku tetap mengingat dirimu yang tak tahu entah kemana perginya. Rasanya diriku ingin pergi jauh dari tempat tinggal ku saat itu. Karena kemana pun aku pergi selalu mengingatkan akan dirimu. Rasa dendam ingin melenyapkan mu muncul di antara rasa rindu yang selalu menemani hari-hari ku.
Selalu menghindar dan keluar dari rumah. Mencari ketenangan jiwa yang selalu tertimpa rasa ingin mencari tahu dimana keberadaan mu. Dalam dinding-dinding kamarku selalu mengingatkan aku akan dirimu. Aku pulang hanya saat malam gelap supaya bisa langsung terlelap dalam tidurku meskipun di dalam mimpi kau tetap menyiksa batin ku. Aku hanya ingin mencari tahu jawaban mu dari kehilangan mu yang tanpa meninggalkan jejak itu.
Wahai sang pemilik alis cantik, jika kau jadi aku, akan kau rasakan bagaimana rasanya rindu, kesepian di antara keramaian, tawa yang tak pernah tulus, dendam dalam hati yang tak bisa di lampiaskan dan rasa cinta yang masih tersisa di antara puing-puing kehancuran yang kau tinggalkan saat itu.
45 hari sudah semenjak kau pergi, aku telah terbiasa melewati keseharian tanpa satu notifikasi pun dari mu. Teman silih berganti menjadi pendengar setia dari cerita keluh kesah ku tentang bagaimana keadaan diriku selama 45 hari itu. Aku mencoba segala cara agar tetap menjadi orang waras. Menangis dalam sujud dan berusaha tegar dihadapan dunia. Mencoba memperbaiki diri hanya karena mengharapkan dirimu kembali dan bisa memperbaiki semua yang pernah retak pada saat-saat yang telah kita lewati bersama dulu.
Do'a demi do'a aku panjatkan, meminta segala petunjuk terbaik dari sang Tuhan. Terlebih petunjuk dari segala jenis mimpi ku tentang dirimu selama 45 hari itu.
"Inginku tidak banyak ya Rabb, mohon berikan ketenangan jiwaku dari segala keresahan ku dalam mencari jawaban tentang mimpi-mimpi ku tentang dirinya. Mohon tenangkanlah hatiku yang penuh sesak karena luka dari kesalahan ku sendiri. Hapuskan setiap rasa cintaku yang melebihi cintaku padamu. Hukum aku dengan menghilangkan perasaan ku terhadap manusia lain. Tapi aku mohon jangan tinggalkan aku dalam kesendirian ya Rabb".
01 Juli 2023, tiba-tiba ada notifikasi dari temanku yang memberitahu bahwasanya dia melihat dirimu di acara resepsi pernikahan. Karena kebetulan temanku jadi fotografer di acara tersebut. Apakah kamu tahu bagaimana perasaan ku waktu itu, gugup tak karuan, gemetar seakan-akan tak percaya. Saking sudah lamanya aku tak lagi mencari keberadaan dirimu. Respon ku saat itu hanya mencoba bersikap biasa saja tanpa ingin memperlihatkan rasa bahagia ku dengan kembali nya dirimu.
02 Juli aku kebetulan pergi ke tempat tinggal temanku yang notabene jalur nya melewati daerah tempat tinggal mu. Sepanjang perjalanan itu perasaan ku hanya berharap bisa bertemu dengan dirimu. Rumah mu yang menjadi tempt duduk untuk berbagi cerita kita dulu saat itu terasa asing bagiku.
Tiba-tiba ditengah perjalanan aku melihat motor mu terpakrkir di depan rumah sahabat karib mu. Apakah kau tahu bagaimana perasaanku saat itu. Semua rasa berkelahi dengan kerasnya dalam hati dan pikiran ku. Rasa rindu yang ku bawa selama dalam masa pencarian ku akan dirimu, rasa benci, rasa dendam, rasa cintaku yang masih ada, bahkan rasa ingin melenyapkan mu saat itu pun hadir dalam benakku. Aku memutuskan berhenti dan menemui dirimu yang saat itu sedang bersama dengan sahabat mu di pinggir pantai.
Aku memberanikan diriku memanggil nama mu, ada perasaan yang tak biasa yang aku rasakan saat itu. Dirimu yang sudah sangat asing bagiku sebab kehilanganmu yang sungguh menyiksa batinku. Dirimu pun dengan penuh rasa ketakutan menemui ku saat itu. Aku kaget melihat kondisi mu yang berubah drastis sebagaimana saat terakhir bersama ku dulu.
Komentar