Langsung ke konten utama

La Hami Kore - Kesatria dari Teluk Sanggar

 

Di Sumbawa terdapat seorang Datuk Rangga yang bergelar Raja Anjong. Ia memiliki seorang istri yang cantik jelita yang bergelar Putri Nakia. Selain sangat menyayangi rakyatnya, ia juga sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Karena itu, rakyat Sumbawa sangat mengasihi dan menghormatinya. Bahkan, Sultan Badrunsyah juga sangat menyayanginya. Sekalipun demikian, ada juga orang yang tidak menyukainya, yaitu Daeng Matita, yang memegang jabatan Datu Kalileba.

Daeng Matita yang sangat membenci Raja Anjong berusaha dengan segala cara menjatuhkannya. Untuk menjalankan niatnya itu, ia bekerja sama dengan Ponto Wanike, seorang bajak laut yang sangat bengis. Usaha mereka tidak sia-sia, karena tak lama kemudian, Raja Anjong beserta istri dan pelayannya diusir dari negeri Sumbawa. Mereka kemudian menetap di Sanggar. Di kota ini, Raja Anjong kemudian berganti nama menjadi Ompu Keli, sedangkan Putri Nakia berganti nama menjadi Ina Rinda. Di kota ini pula, kedua pasangan itu menemukan seorang bayi laki-laki, yang kemudian mereka beri nama La Hami. Suatu malam, Ompu Keli bermimpi agar ia mengirimkan La Hami ke Dongga. Dalam hatinya, ia merasa yakin bahwa mimpi itu merupakan isyarat nyata. Maka, ia pun memerintahkan La Hami untuk berangkat ke kota itu. Setelah mengalami berbagai rintangan, La Hami pun sampai di Donggo. Ketika ia hendak berburu, ia bertemu dengan Lalu Jala, salah seorang putera Raja Sanggar. Karena mereka sama-sama menyukai berburu, hubungan kedua pemuda itu menjadi semakin akrab. Ketika mereka sedang mengejar seekor rusa, Lalu Jala nyaris masuk jurang, namun La Hami dengan kecekatannya berhasil menolongnya. Karena jasanya itu, La Hami diangkat menjadi Bumi Ngoco (kepala prajurit), sedangkan ayahnya diangkat menjadi Ruma Hadat.

Pada suatu hari La Hami tidak sengaja melihat putri kerajaan Dompo, Nila Kanti, ketika ia hendak mandi. Sang Putri menjadi sangat marah dan menuduh La Hami mempunyai maksud tidak baik terhadapnya. Namun, ketika Puteri Nila Kanti melihat ketampanan La Hami, kemarahannya langsung sirna. Ia bahkan menjadi tertarik dengan pemuda itu. Demikian pula sebaliknya. Keduanya sama-sama jatuh cinta.

Hubungan La Hami dan Puteri Nila Kanti diketahui oleh Baginda Abdul Azis, ayahanda sang putri, dan ia pun bermaksud menikahkan mereka. Namun, sebagai raja, ia harus melihat keberanian calon pendamping putrinya itu. Ia kemudian mengadakan sayembara yang ditujukan bagi seluruh putera raja, yaitu siapa saja mampu mengalahkan ilar mestika, ia akan diangkat menjadi menantu raja.

Raja Sanggar memerintah Lalu Jala untuk mengikuti sayembara tersebut. Namun, dalam perjalanan, Lalu Jala ditawan oleh gerombolan penyamun Manderu. Setelah berhasil menawan Lalu Jala, ketua gerombolan penyamun itu bermaksud menculik Putri Nila Kanti dan menjual keduanya kepada Ponto Wanike, bajak laut yang bengis itu. Mereka pun mengatur siasat dan berhasil menculik Putri Nila Kanti. Mendengar kabar penculikan itu, La Hami mengerahkan prajuritnya untuk menyerang Manderu dan komplotannya. Mereka berhasil mengalahkan gerombolan itu dan membawa Nila Kanti ke Dompo. Keberhasilan La Hami dan prajuritnya tidak hanya sampai di situ. Ketika Daeng Matita bermaksud menyerang kerajaan Sanggar, ia pun berhasil melumpuhkan penyerangan itu. Kabar keberanian La Hami sampai juga ke telinga Raja Bima dan ia ingin mengangkat La Hami sebagai penerus tahta kerajaannya. Raja Bima pun mengutus pengawalnya untuk menyelidiki La Hami. Betapa senangnya ia ketika mengetahui bahwa La Hami adalah anak kandungnya yang dibuang 25 tahun yang lalu. Ia pun mengangkat La Hami sebagai raja untuk menggantikan dirinya.

Raja Sanggar yang mengetahui bahwa La Hami telah menjalin hubungan dengan Putri Nila Kanti membatalkan niatnya untuk menikahkan puteranya Lalu Jala dengan Putri Dompo itu. Ia kemudian menjodohkan Lalu Jala dengan adik kandung Putri Nila Kanti, yaitu Putri Sari Rangkas. Akhirnya, La Hami pun menikah dengan Nila Kanti, sedangkan Lalu Jala menikah dengan Putri Sari Rangkas.

 Tulisan diatas merupakan kisah yang di ambil dari novel karya "Marah Rusli" dengan judul “La Hami Kesatria dari Teluk Sanggar” dan diterbitkan pertamakali tahun 1953

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aplikasi Kamus Kosa Kata Bahasa Kore V.2 Mode Offline - Rilis

Kore adalah salah satu nama desa, bahkan salah satu suku yang ada di indonesia, Desa tersebut berada di Kecematan Sanggar, Kabupaten Bima. Bahasa Kore adalah salah satu bahasa astronesia yang berada di Nusa Tenggara Barat, Bahasa ini sudah tidak lagi di gunakan akibat masa transisi peralihan penggunaan bahasa Kore menjadi bahasa Bima oleh masyarakatnya, akibat peralihan tersebut sehingga penuturnya sampai sekarang hanya sisa beberapa orang saja atau mungkin sekarang sudah tidak ada yang bisa menggunakan bahasa tersebut. Tujuan pembuatan aplikasi ini untuk melestarikan, mendokumentasikan bahasa tersebut agar tidak hilang ditelan zaman, jika masih ada penutur atau pengguna aplikasi ini yang masih bisa menggunakan bahasa tersebut, kami berharap agar bisa mengambil banyak kosa kata atau membuat dalam bentuk kamus lengkap.  Panduan install. Download Klik disini =>  Kamus Bahasa Kore Jika ada notifikasi seperti gambar dibawah ini, klik detail selengkapnya dan klik ok, Aplikasi in...

Jejak Kerajaan Sanggar: Transisi Pusat Pemerintahan dan Catatan Perjalanan Sejarahnya

Asia Tenggara memang menjadi pusat aktivitas perdagangan yang signifikan pada periode tersebut, terutama karena letak geografisnya yang strategis dan keragaman produk ekspor yang dimilikinya. Sumbawa, meskipun buktinya sedikit, juga turut serta dalam perdagangan tersebut. Pulau ini terkenal karena kekayaan alamnya, terutama kayu secang/sapan, yang menjadi salah satu komoditas utamanya. Selain kayu secang/sapan, Sumbawa juga menghasilkan berbagai produk ekspor lainnya seperti beras, lilin lebah, madu, sarang burung walet, garam, kapas, dan bahkan kuda berkualitas tinggi. Wilayah Sumbawa, termasuk Bima, Kore (Sanggar), dan Sumbawa Barat, menjadi tujuan bagi para pembeli yang mencari kuda berkualitas tinggi. Meskipun Sumbawa bukanlah pusat perdagangan utama seperti Jawa, tetapi orang Sumbawa dikenal dalam perdagangan maritim dan menjadi bagian dari jaringan perdagangan yang meluas di Asia Tenggara. Peran Makassar sebagai pusat perdagangan yang penting di Sulawesi Selatan memang sangat sig...

Mengeksplorasi Jejak Sejarah: 10 Situs Web untuk Mencari Sumber Naskah di Zaman Kolonialisme di Indonesia

Indonesia, dengan warisan sejarah yang kaya dan kompleks, telah melalui masa kolonialisme yang panjang yang telah membentuk perkembangan politik, sosial, dan budayanya. Untuk memahami lebih dalam tentang periode kolonialisme ini, penting bagi peneliti, sejarawan, dan masyarakat umum untuk memiliki akses yang luas terhadap sumber-sumber naskah dan dokumen yang relevan. Di era digital ini, banyak lembaga dan institusi telah memperluas akses terhadap koleksi mereka melalui platform daring. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi sepuluh situs web yang menyediakan sumber-sumber naskah di zaman kolonialisme di Indonesia. 1. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI):    Sebagai rumah bagi banyak dokumen bersejarah, ANRI memiliki koleksi yang mencakup periode kolonialisme di Indonesia. Dari arsip foto hingga catatan resmi pemerintah kolonial, situs web ANRI menawarkan akses yang berharga bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang masa lalu Indonesia. 2. Perpustakaan Nasi...

Ratu Tuya: Keanggunan dan Kekuatan di Balik Takhta Mesir Kuno

Sejarah Mesir Kuno, nama-nama firaun sering menjadi sorotan, namun di balik setiap raja yang agung, terdapat wanita-wanita yang memiliki peran penting dalam kesuksesan dan kestabilan kerajaan. Salah satu di antara mereka adalah Ratu Tuya, seorang wanita yang berpengaruh dan kuat di balik takhta Mesir Kuno. Dalam tulisan ini, kami akan menjelajahi kehidupan, keanggunan, dan kekuatan Ratu Tuya, membongkar kisah di balik wanita yang kuat ini dalam sejarah peradaban Mesir Kuno. Ratu Tuya lahir pada sekitar tahun 1350 SM, di Mesir Kuno. Sedikit yang diketahui tentang asal-usulnya, namun kemungkinan besar dia berasal dari keluarga bangsawan atau keluarga dekat dengan istana firaun. Salah satu momen penting dalam hidup Tuya adalah pernikahannya dengan Firaun Seti I. Seti I adalah seorang firaun yang kuat dan berpengaruh, dan pernikahan mereka memperkuat posisi Tuya di istana dan di mata rakyat Mesir. Sebagai istri firaun, Tuya memiliki posisi yang tinggi di istana Mesir. Dia sering kali berpe...

100 Rekomendasi Judul Skripsi untuk Jurusan Ilmu Hadis yang mungkin jarang dibahas

1. "Analisis Sanad dan Matan Hadis-hadis tentang Etika Bisnis dalam Kitab Sunan Abu Dawud" 2. "Kajian Terhadap Pembatasan Syarat Sanad dalam Kitab-kitab Hadis Ibnu Majah" 3. "Studi tentang Perbandingan Metode Takhrij Hadis antara Imam Muslim dan Imam At-Tirmidzi dalam Kitab-kitab Mereka" 4. "Analisis Kritis terhadap Manhaj Ilmu Hadis dalam Kitab Al-Mustadrak karya Al-Hakim" 5. "Penggunaan Istilah 'Mawquf' dalam Hadis-hadis tentang Fiqih Zakat Menurut Imam Ahmad bin Hanbal" 6. "Kritik terhadap Metode Takhrij Hadis Imam Al-Bukhari dalam Kitab Shahih-nya" 7. "Analisis Penerimaan Hadis-hadis dalam Kitab Al-Muwatta Imam Malik di Kalangan Ulama Madzhab Maliki" 8. "Studi tentang Manhaj Penyusunan Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dalam Kumpulan Hadis-hadisnya" 9. "Pembahasan Mengenai Ilmu Musthalahul Hadis dalam Kitab-kitab Karya Al-Khatib Al-Baghdadi" 10. "Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Eti...