Oei Tambah Sia, seorang playboy legendaris dari masa lalu Jakarta, adalah sosok yang mencitrakan gambaran kriminalitas dan kemewahan di Kota Batavia pada abad ke-19. Kelahiran tahun 1827 dari sebuah keluarga saudagar tembakau yang kaya raya, namun kehidupannya penuh dengan skandal dan kejahatan yang mengiringi kemewahannya.
Masa muda Oei Tambah Sia dipenuhi dengan kemewahan dan privasi yang tidak terbatas. Sebagai putra tunggal dari seorang saudagar terkemuka di Kota Batavia, dia mewarisi kekayaan dan kekuasaan ayahnya pada usia yang sangat muda, tepatnya ketika berusia 15 tahun. Namun, kekayaan dan status sosialnya hanya menjadi alasan tambahan bagi perilaku buruknya.
Di antara masyarakat Betawi, nama Oei Tambah Sia memang bersinar terang, namun bukan karena kebaikan atau kebijaksanaannya. Dia lebih dikenal sebagai sosok yang sombong, congkak, dan tak kenal takut. Pemuda ini dikenal karena kesukaannya yang tidak terpuji untuk mengganggu wanita dan bahkan memiliki riwayat kriminalitas yang mencakup pembunuhan.
Kehidupan Oei Tambah Sia dipenuhi dengan perangai kriminal yang berbahaya. Ia sering kali terlibat dalam perkelahian dan konflik dengan warga sekitar, bahkan hampir tidak ada yang bisa mengekangnya. Perlakuan kasarnya terhadap wanita dan kekerasan yang dia tunjukkan di jalanan Kota Batavia membuatnya menjadi sosok yang diberangus oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Akibat tingkah-lakunya yang meresahkan masyarakat membuatnya diadili dan dihukum mati. Oei Tambah Sia akhirnya digantung di balai kota Batavia sebagai contoh bagi mereka yang mengikuti jejaknya. Namun, kisahnya tidak berakhir di sana, karena legenda tentang perbuatan jahatnya terus hidup di antara penduduk Kota Batavia, meninggalkan warisan kelam yang tetap dikenang hingga saat ini.
Meskipun telah lama meninggalkan dunia ini, Oei Tambah Sia meninggalkan warisan yang rumit di Kota Batavia. Sebagai seorang playboy legendaris yang telah memangsa dan mengganggu, namanya tetap hidup dalam cerita dan legenda kota, menjadi peringatan akan bahaya yang timbul dari kekayaan dan kekuasaan yang tidak terkendali.
Komentar